Rabu, 30 Maret 2016

Tahu serta Ikan Segar pun Mengandung Formalin

Kuliner mengandung formalin masih terus ditemukan di Jakarta dan sekitarnya. Cairan kimia buat mengawetkan mayat ini paling banyak digunakan pada pembuatan tahu.

Pada razia Tim Jejaring Pangan Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (30/3) yang dilaksanakan pada lima pasar, yakni yakni Pasar Jatinegara, Pasar Ampera, Pasar Rawamangun, Pasar Palmeriem, dan Pasar Kebon Kosong, makanan mengandung formalin beredar luas pada Jakarta Timur.

Contohnya diwartakan Harian Kompas (Kamis 31/3) memahami berformalin ditemukan pada enam pedagang pada Pasar Jatinegara, Pasar Palmeriem, dan Pasar Rawamangun. Dari pengakuan pedagang, memahami dipasok sang pabrik memahami pada Cipinang besar Utara.

Tim bareng polisi lalu menilik pabrik tadi. Keliru satu sampel cairan yang diambil di pabrik milik Aden (40), sehabis diuji laboratorium, terbukti positip mengandung formalin.

Khaeroni (50), pekerja di pabrik itu, mengungkapkan, cairan tadi merupakan air cuka buat mengentalkan air perasan kedelai agar menjadi tahu. Akan tetapi, ia mengakui tak mengetahui bahan adonan pada cairan itu. "Bosnya yang memahami. Saya hanya kerja," katanya.

Berdasarkan Khaeroni, pabrik itu telah berumur 20 tahun dan setiap hari menggunakan 2 kuintal kedelai buat menghasilkan tahu. Tahu dijual ke beberapa pasar, termasuk pada Kota, Jakarta Barat.

Cairan berbahan kimia jua ditemukan pada pabrik tahu milik Ripit (55). Cairan itu membuat tangan petugas melepuh. Salah satunya dialami ketua Seksi Kesehatan fauna dan Ternak Sudin KPKP Jaktim Irma Budiany.

Ketika dibuang ke lantai, cairan itu mengeluarkan asap. "Ini pertanda cairan mengandung bahan kimia berbahaya. Tangan jadi panas serta gatal," kata Irma.

Formalin juga ditemukan di ikan segar yang dijual seseorang pedagang pada Pasar Palmeriem. Secara fisik, ikan itu mempunyai tekstur daging yang kenyal. Selain itu, formalin pula ditemukan dalam sawi asin yg dijual seseorang pedagang di Pasar Jatinegara. Tidak ditemukan ciri spesifik pada sawi asin itu serta baru diketahui mengandung formalin setelah diuji laboratorium.

Dari Kasi Ketahanan Pangan Sudin KPKP Jaktim Halimah, berdasarkan lima pasar yg dirazia, diambil 64 sampel bahan makanan yg terdiri atas 20 produk perikanan, 20 produk peternakan, serta 24 produk pertanian. Penggunaan formalin paling banyak ditemukan pada memahami. "Secara fisik, tahu berformalin lebih kenyal dan tidak gampang musnah. Kami berharap para penghasil tahu berformalin ini dapat dijerat sanksi pidana," kata Halimah.

Wakil Wali Kota Jakarta Timur Husein Murad mengatakan, pabrik-pabrik memahami yang positif memakai formalin disegel sementara waktu. "Kasusnya diserahkan pada kepolisian," pungkasnya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Maret 2016, pada page 27 beserta judul "makanan Berformalin Masih tersebar Luas pada Jakarta".

1 komentar: