Rabu, 30 Maret 2016

Jika Bipolar Ngga Diobati


Sama misalnya gangguan jiwa lainnya, bipolar pula dapat diobati. Jika menjalani pengobatan beserta baik, orang dengan bipolar dapat balik menjalani aktivitas misalnya biasa, tidak terdapat bedanya beserta mereka yang nir bipolar.

Pengobatan diperlukan untuk mengendalikan neurotransmitter di otak yang tidak seimbang. Bila tidak diobati, orang beserta bipolar mampu berulang kali mengalami perubahaan suasana hati. Dampaknya tak hanya secara mental, tetapi juga fisik, ialah dalam otak.

“untuk struktur otak, itu menghipnotis neurotransmitter. Neurotransmitter itu kayak rayap, jadi makan sel-se sarafnya, sebagai akibatnya mengecil. Akal budi otaknya menurun kalau nir diterapi dengan baik. Ada kemunduran sel-sel sarafnya,” ujar dokter spesialis kedokteran jiwa Endah Ronawulan pada sela-sela acara seminar Living Inside Bipolar Mind pada Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Dalam bipolar dikenal episode manik (mania) dan depresi. Episode manik ditandai beserta perilaku terlalu suka, banyak bicara, nir pernah lelah, serta sangat aktif sehingga tidak tidur. Hal itu terjadi karena neurotransmitter serotonin hingga dopamin di otak meningkat.

Sedangkan episode depresi adalah sebaliknya, contohnya mengunci diri dalam kamar seharian, hilang minat, pesimis, sampai punya wangsit buat bunuh diri. Saat depresi, neurotransmitter serotonin hingga dopamin di otak menurun.

Beserta minum obat, mood swing yang terjadi monoton itu dapat nir ada. Jika penyakit ini nir diterapi jua berisiko sebagai bipolar berat yg disertai gangguan psikiatri lainnya. Maka, obat yang diberikan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Harga obat bipolar mulai berdasarkan puluhan ribu hingga ratusan rupiah. Sejumlah obat pun mampu ditanggung BPJS Kesehatan. Endah menyampaikan, kini jua terdapat obat injeksi yang diberikan sebulan sekali.

Endah menyebutkan, untuk keluarnya episode pertama, pasien harus minum obat setiap hari selama 6 bulan sampai 1 tahun. Jika terjadi episode berulang, konsumsi obat wajib selama 2-5 tahun. Sehabis itu, terdapat fase drug holiday atau libur minum obat selama tiga bulan.

“Selama tiga bulan hasilnya bagus, mampu stop obatnya,” istilah Endah.

Selama pengobatan, pasien diminta permanen kontrol sebulan atau dua bulan sekali untuk melihat pengaruh obat yg diberikan. Bila membaik, dokter pun akan menurunkan takaran obat sampai akhirnya lepas konsumsi obat.

Selain itu, pasien jua mendapat psikoterapi supaya mampu mengendalikan emosi ketika suatu saat menghadapi perkara berat yang dapat memicu gangguan bipolar kembali timbul.

1 komentar:

  1. baru tahu soal bipolarr.....coba deh dilengkapi lagi artikelnya untuk mencegah bipolar....#usul...hehehhe

    BalasHapus